Kamis, 04 Desember 2014

Buat kamu disana yang tidak pernah ada..


Halo, apa kabar Wanita yang pernah membuatku jatuh hati?

Sesekali aku teringat tentangmu. Sesekali aku merindukan kita. Tapi ini tak pernah jadi alasanku untuk berharap engkau kembali. Aku harap kita akan sama-sama bahagia atas apa yang kamu pilih dulu — berpisah. Semoga engkau selalu tersenyum bersamanya. Begitu juga aku dan istriku.

Halo apa kabar kamu, sudah lama rasanya membatasi diri untuk tidak mencari tahu tentangmu. Apa kabar pria yang kulihat terakhir bersamamu? dan saat engkau memilih dia untuk menggantikan aku? saat engkau berbohong kepadaku untuk selalu bersama dengan dia? dan ternyata, Kabar terakhir yang aku tau, kamu sudah tidak bersamanya. Setelah kita memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri tahukah engkau jika sesekali aku merindukanmu?! Terus terang aku sesekali melihat ke arahmu untuk memastikan masih ada senyum yang dulu membuat aku jatuh hati padamu. Meski aku tahu itu bukan buatku lagi.

Ingatkah kamu kemana saja kita pergi dulu? Tentang genggaman tangan pertama kala itu, 21 september 1998 hari pertama kita jadian, dan jelas aku tak mau melepasnya. kecupan pertamaku di keningmu, serta hal-hal pertama yang dulu kita lakukan bersama. Tapi mungkinkah engkau mengingat jelas tentang kita sebagaimana aku mengingatnya? Ah, rasanya aku ingin menanyakan banyak hal padamu. Atau sesekali bersenda gurau tentangmu. Tapi kini kita sudah punya batas sendiri-sendiri yang tak mungkin kita lewati. aneh mungkin, sampai saat ini aku bahkan masih ingat betul hari jadian kita...

Kita yang Dulu Memang Sempat Terasa Indah

Aku ingat dulu tiada hari tanpa sekedar menanyaimu hal-hal kecil seperti: “Kamu lagi apa?” “Sudah makan belum?” atau ucapan: “Selamat pagi”, “Selamat malam” atau ucapan lainnya. Aku juga ingat sesekali engkau menyanyi satu bait lagu saat percakapan kita di telepon terasa hambar. Atau mungkin kau ingat panggilanmu untukku dulu? Dan sesekali engkau bahkan mengejekku sampai aku marah. dan yang paling aku ingat tentang panggilanmu kepadaku dengan sebutan "TEDDY BEAR". hahahaha... tertawa aku kalo mengingat hal itu. sama seperti aku mengingat dimana setiap hari aku harus meneleponmu selama 1 jam, padahal di sekolah kita sudah bertemu.

Dulu, saat aku memelukmu sudah cukup membuatku senang. dan aku merasa sudah melindungimu dari sesuatu yang jahat diluar sana. engkau juga selalu memelukku, berkata, suatu saat aku akan pergi meninggalkanmu, engkau begitu takut, bahkan takut untuk melepasku. padahal aku selalu meyakinkanmu, kalo aku tidak akan pernah melepaskanmu.

Sebentar, apakah kau ingat juga sesekali engkau marah karena aku seharian tak memberi kabar? Padahal kamu tahu, aku sedang sibuk kuliah disana.
kamu ingat terkadang kamu selalu mengigitku, dan meninggalkan bekas di tangan seperti jam tangan?? atau sesekali kamu selalu terlalu protective, tetapi aku sll suka dengan tingkahmu yang seperti itu.. hehehe... kamu selalu ceria, bahkan ketika sedang sakit pun, kamu sll menunjukkan keceriaan yang membuatku bahagia.

kamu ingat pertama kali kamu memakai hak tinggi untuk aku? saat kamu di kuliah untuk ambil jurusan sekretaris di DonBosco, kamu terlihat sangat cantik. seperti wanita karir... ^^ pada saat itu giliran aku yang protektif ke kamu.


Masih ingatkah kamu bagaimana dulu kita bertengkar?

Kita masih bertahan saat ada seseorang atau beberapa pihak yang mencoba memisahkan kita, terutama orangtuamu. Ternyata mereka belum mampu memisahkan kita. Meski engkau dan aku sering kali menaruh cemburu satu sama lain. Pada akhirnya kita saling mengerti.

Namun, masalah-masalah itu mulai muncul. sikapku ke kamu yang mungkin buatmu jadi marah besar, aku tau, aku g selalu ada di samping mu, dan dia, yang kusebut sebagi temanku, selalu ada untuk mu. dia yang selalu bisa menemanimu, dia yang sll punya waktu lbh untukmu, dia yang kau anggap sudah lebih daripadaku. padahal kamu tau, saat itu aku CEMBURU.

Saat salah satu dari kita meneleponpun terkadang ada bentakan atau kata-kata kasar disana. Atau bahkan salah-satu diantara kita hilang dan membiarkan puluhan missed call itu ada. Kadang aku berpikir kita hanya harus menyadari kesalahan kita masing-masing dan bicara dari hati ke hati. Tapi terkadang kita hanya saling diam tanpa sepatah kata pun.

Kamu memilih diam, dan menangis, itulah yang terjadi setiap pertemuan kita, saat kita butuh waktu untuk menyelesaikan waktu itu tak kunjung datang, kita hanya terdiam, dan diam.. Padahal kala malam datang, kita saling merindukan.

Waktu itu, tiba-tiba saja kau menghilang dari hari-hariku. Kemanakah dirimu?

Kala itu engkau tidak lagi hadir di tiap pagiku. Tak lagi menanyaiku hal-hal sepele seperti “Sudah makan belum?” dan engkau bahkan tidak menyertakan kata “Sayang” lagi dalam setiap pesanmu. Engkau hanya sesekali muncul dalam seharian itu. Bahkan ketika malam datang, engkau menghilang. Entah apa yang engkau lakukan kala itu. terlebih saat di telp, kamu mau break.. break dari hubungan kita yang sudah berjalan 8th.

Dan bertambahnya hari membuat aku semakin berontak, akupun mulai berubah. Aku yang awalnya selalu mengatakan “Iya” mulai berkomentar tentang segala macamnya. Aku mulai banyak mengeluh tentang sikapmu yang semakin hari semakin berbeda. Kini tinggallah sisi “Aku” yang begitu kuat dan sisi “Kamu” yang begitu kuat. Kita mulai sama-sama tidak bisa mengendalikan diri.

Aku terkadang merasa engkau begitu jauh. dan mulai meniggalkanku..

Saat itu aku tidak menyerah dan yang tidak pernah aku bayangkan kamu malah memilih untuk mundur..


Aku setuju dengan pendapatmu. Kala itu aku mengiyakan pedapatmu. disatu sisi, aku sakit untuk kehilanganmu, takut tidak bisa melihat keceriaanmu, takut tidak bisa bercanda, berdiskusi denganmu. dan yang pasti, takut karena hari - hariku akan sepi tanpa kehadiranmu. tapi disisi lain, aku jg takut, takut apabila kamu akan terluka dan semakin terluka karena kecemburuanku.


Ya, benar saja. Kita akhirnya berjalan sendiri-sendiri.

Tak lama setelah kita benar-benar tak saling mengabari satu sama lain. Aku dengar engkau telah bersama yang lain.
kita benar2 hilang kontak.. dlu aku yang selalu tau keberadaanmu, gitu jg sebaliknya, berubah, menjadi aku yang seperti tidak mengenal adanya dirimu. hilang, lenyap, tak berbekas...


Beda denganmu, aku harus beberapa kali menemukan orang yang salah. Ternyata engkau masih di atas mereka. Sesekali dalam kesendirian itu aku merindukamu, meski kadang aku sadar itu salah. aku salah karena memberi harapan kepada mereka yang ternyata jauh di bawahmu. aku sadar kesalahanku sangat fatal, dan sesekali aku ingin ketemu, walaupun rasanya mustahil...

Tidak, Aku tak lagi ingin kembali. Tapi terima kasih, karena kamu pernah membahagiakanku.. engkau pernah hadir dan menjadi sesuatu yang pertama dan utama dalam hidupku.

Aku mengatakan ini bukan karena aku masih mencintaimu, ingin mengingatmu atau apapun dan tak berarti aku dan istriku sedang tidak baik-baik saja. Aku hanya ingin tahu tentangmu, bukan berarti aku ingin kembali.

Pada akhirnya saat aku menulis ini. Dan, akupun bertemu satu wanita yang kini begitu aku yakini begitu kuat rasanya dibandingkan kamu. Sekarang kita sama-sama punya batasan. Kita sudah sama-sama bahagia dengan apa yang kita punya sekarang. Aku harap engkau tersenyum seperti aku tersenyum sekarang bersama istriku yang paling aku cintai. terima kasih ya, setidaknya aku pernah bahagia dengan kehadiran kamu. Semoga kita sama-sama bahagia, ya.

-RB7-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar